Sumbawa, NTB, -- SS --, Belasan unit bangunan yang bermodus sebagai warung makan di Desa Labuan Pidang, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa diduga jadi ladang prostitusi
Hal itu diungkapkan oleh mahasiswa asal Dompu yang saat ini tengah menimba ilmu di salah satu universitas di Tanah samawa Pada media ini, Mahasiswa itu meminta identitasnya tidak disebutkan dalam pemberitaan
Kata dia, Beberapa hari yang lalu ia sempat rehat di lokasi tersebut dengan tujuan ingin mengisi tenaga dengan sepiring nasi disalah satu warung disitu. Belum juga sempat disediakan makanan yang ia pesan, Tiba-tiba saja mahasiswa itu didatangi oleh seseorang wanita dengan penampilan seksi menawarkan diri untuk di Garap (Setubuhi,red) dengan tarif 300 ribu sekali main
"Saya istirahat untuk sarapan, Karena tidak sempat isi perut di rumah. Saya baru saja memesan nasi, Tiba-tiba datang perempuan menawarkan untuk bersetubuh dengan tarif 300 ribu" Ceritanya via telepon seluler. Jum'at(24/01/2025) Pagi
Karena kaget dan takut, Sambung dia, Ia langsung meninggalkan warung itu tanpa pamit dan menuju salah satu warung lainnya di deretan itu. Namun miris, justru disitu sudah ada dua orang perempuan yang menunggu ia masuk dan langsung menawarkan diri lagi. Padahal, Ia belum sempat memesan makanan
"Saya kira setelah saya pindah warung akan aman, Malah tambah banyak cewek disana. Padahal saya belum sempat pesan nasi di warung itu" Bebernya
Tak merasa nyaman di Lokasi tersebut, Mahasiswa semester 5 itu kemudian menunggang kendaraannya menuju Sumbawa dan tak menghiraukan perut laparnya
"Saya langsung kabur bang, Lapar pun saya tidak hiraukan lagi" Ucapnya
Ia merasa heran, Menurut keterangan masyarakat setempat yang ia tanya, Kegiatan itu sudah ada sejak lama. Para sopir truck antar pulau selalu mampir disana untuk menikmati makanan dan gadis-gadis yang stay disana
"Kata orang-orang itu sudah lama, Sopir-sopir truck menjadi langganan para perempuan itu" Ungkapnya
Tak hanya itu, Lanjutnya, Perempuan-perempuan itu diketahui berasal dari luar pulau Sumbawa, Ada yang dari Pulai lombok dan ada juga yang berasal dari pulau Jawa dan di kendalikan oleh seseorang Berinisial JKR warga Desa Kwangko, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu
"Ada Seorang pria dari desa Kwangko yang mengendalikan atau menguasai lokasi itu. Rata-rata perempuan yang didatangkan bukan dari pulau Sumbawa" Sebutnya
Ia menduga polres dan pemerintah kabupaten Sumbawa tidak bertaring. Kegiatan prostitusi bermodus warung nasi itu sudah lama berlangsung, namun terkesan tidak di lirik dan enggan untuk ditertibkan. Justru mahasiswa itu berpikiran bahwa prostitusi itu sengaja dibiarkan dan di backup oleh oknum-oknum APH setempat
"Polres dan Pemda Sumbawa seperti tak bertaring, Masa selama ini mereka tidak tau. Atau mungkin ada main mata antara penguasa berinisial JKR dengan Oknum APH untuk memuluskan bisnis prostitusi itu" Herannya
Sementara, Dari berbagai sumber yang coba di gali oleh media ini mengungkapkan bahwa selain tersedia perempuan, Juga ada penjualan minuman keras secara illegal di tempat yang berlokasi di perbatasan kabupaten Dompu dan Sumbawa itu
Beberapa tahun yang lalu, Masyarakat desa setempat sempat melakukan aksi protes berujung pembakaran salah satu warung. Merespon itu pemerintah daerah dan APH menertibkan lokasi tersebut bahkan sempat di bongkar. Namun, belum genap satu tahun di bongkar, Bak kerajaan iblis, bangunan-bangunan warung itu tiba-tiba muncul kembali dengan modus yang sama yakni berkedok jual nasi, tetapi konon katanya ada kegiatan prostitusi yang masif ditempat itu
Hingga berita ini di Publish, Pemerintah kabupaten Sumbawa, Kepolisian Resort Sumbawa dan Kapolsek Tarano belum dapat di konfirmasi terkait informasi tersebut. (001)
COMMENTS